Selasa, 14 Juni 2011

KEJUJURAN TIDAK DIAJARKAN DI UJIAN NASIONAL


Kejujuran tiada tempat, di era yang serba uang dan konsumerisme menjadi dewa dalam kehidupan. Anak tidak punya contoh dari masyarakat sekitar, orang tua, pendidikan dan pejabat yang biasa jujur yang adalah serba berkelit dan berdebat tampa akhir. Hasilnya untuk rakyat belum terbukti.
Contoh yang ada adalah ketidakjujuran dan ketika itu menjadi tren dan merasa menguntung bagi dirinya akan diam. Namun kenyataan ini sangat semu karena ketidakjujuran tingkat satu, akan ditutupi oleh ketidakjujuran tingkat dua dan selanjutnya. Pada akhirnya kita mengabaikan kecerdasan jiwa dan mental, dengan mendewakan nilai UN saja.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kembali memperoleh predikat terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia dalam soal kejujuran pelaksanaan ujian nasional (www.antaranews.com UN di Yogyakarta Paling Jujur Se-Indonesia, Minggu 15 Mei 2011 13:44 WIB).
Klo ada UN yang paling jujur sekarang saatnya diungkap mana yang paling tidak jujur dan harus diperiksa. Semua pihak yang berkepentingan dalam hal ini orang tua, guru, kepala sekolah, kepala diknas dan pihak pihak lain yang bersentuhan harus diperiksa di tempat yang UNnya paling tidak jujur.

Sekarang siap yang mau dan berani serta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan itu sekaligus memberikan solusi dan perbaikan untuk masa depan. Maksud paling tidak jujur berarti ada kebohongan atau dusta. Tentu meski dimulai dari diri sendiri untuk memperbaiki ini kejujuran. Kejujuran ada di hati dan ini harus merelakan untuk tidak mendapatkan penghargaan karena penghargaan hanya untuk yang nilai tinggi.

Semakin kedepan tentu pengawasan dan proses Ujian Nasional akan semakin baik. Sekarang Ujian Nasional sudah memakai sistem CBT, Computer Base Test sehingga hasilnya dan prosesnya bisa lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar